Penelitian Sejarah Lokal
Asal Usul Nama Matraman Dan Perkembangan Sampai Sekarang

Misi Rayuni Anda 4415102494
Sejarah Reguler 2010
Fakultas ilmu sosial
Universitas Negeri Jakarta
Pendahuluan
Matraman merupakan suatu Kecematan yang terletak di kotamadya Jakarta Timur, Matraman ini terdiri dari beberapa kelurahan yaitu, Pisangan Baru, Utan Kayu Selatan , Utan Kayu Utara ,Kayu Manis , Pal Meriam ,Kebon Manggis. Kecamatan ini sekarang ini, terdiri atas sekitar 193.700 jiwa. Disini banyak sumber mangatakan tentang asa usul nama Matraman berasal dari sejarah bahwa dahulu itu ada pertahanan oleh pasukan Mataram dalam rangka penyerangan ke kota Batavia melalui jalur darat.
. Prof. Dr. Joko Soekiman dalam disertasinya yang kemudian diterbitkan dengan judul Kebudayaan Indis, menyatakan bahwa. “Di JakartaMatraman merupakan tempat tinggal Tuan Matterman “ keterangan lebih lanjut mengenai sumbernya. Dugaan lainnya, nama tersebut adalah warisan pengikut Pangeran Diponegoro, sebagaimana ditulis oleh Mohammad Sulhi dalam Majalah Intisari Juni 2002, dengan Judul Betawi yang Tercecer di Jalan. Dugaan ini mungkin melesat, karena jauh sebelum Perang Diponegoro, pada tahun 1789 Matraman sudah disebut – sebut sebagai milik tuan tanah David Johannes Smith. Menurut F. de Haan dalam bukunya yang berjudul Oud Batavia, kawasan itu diberikan kepada orang – orang Jawa dan Mataram mungkin setelah Mataram berada di bawah pengaruh Kompeni, menyusul ditandatanganinya perjanjian antara Mataram dengan VOC tertanggal 28 Februari 1677. Mungkin orang – orang Mataram yang ditempatkan dikawasan itu, adalah mereka yang pada pertengahan abad ketujuh belas diberitakan berada disekitar Muaraberes sampai di kawasan Karawang . Di antara mereka mungkin ada yang mempunyai keahlian, sebagai pengrajin barang – barang dari perunggu, atau gangsa, mereka membuka usaha di tempat yang kini dikenal dengan nama Pegangsaan.
Dalam buku Robin Hood Betawi yang ditulis Alwi Shahab, mengatakan kubu pertahanan mataram di abadikan menjadi nama tempat tinggal hingga sekarang ini. Entah karena apa, lidah orang Betawi waktu itu menyebut mataram menjadi matraman. Matraman kembali menjadi pusat pertahanan belanda pada masa Gubernur Jendral Marsekal Herman williem Daendels.. Tepat markas VOC yaitu di Berland yang sekarang menjadi komplek TNI. Didaerah matraman ini dahulunyu abayak terdapat perselisihan antar warga yang dipicu oleh saling ejekan, tapi seiring waktu berkembangannya zaman penduduk disini sudah agak sadar, dengan berkembangnya pendidikan juga dan banyaknya keamanan – keamanan yang diciptakan.Mengenai penduduk Matraman ini dahulunya didominasi oleh arab dan cina, dimana orang cina berkembang dengan ekonomi yaitu berdangang dan orang arab ini banyak memicu timbulnya perselisihan, tauran.perkembangan matraman sekarang sudah sangat pesat dimana pembangunan jalan – jalan dan pasilitas sarana prasarana masyarakatnya. Di Matraman ini juga terdapat Pasar Burung yang terbesar di Asia,dapat juga merpermaju ekonomi penduduk disekitar.
Asal Usul Nama Matraman
Mengenai asal usul daerah Matraman sampai sekarang belum diperoleh keterang yang cukup memuaskan. Pada umumnya diperkirakan kawasan itu dulu dijadikan daearah pertahanan oleh pasukan Mataram dalam rangka penyerangan kota Batavia melalui jalur darat. Tidak mustahil kawasan itu dibangun kubu – kubu pasukan Mataram, termasuk pasukan dari Sumedang dan Ukur ( Bandung). Pada waktu Mataram menyerang Batavia, Ukur dan Sumedang merupakan bagian kesultanan Mataram dan memang dibritakan untuk bertisipasi.
Prof. Dr. Joko Soekiman dalam disertasinya yang kemudian diterbitkandengan judul Kebudayaan Indis, menyatakan bahwa. "Di Jakarta Matraman merupakan tempat tinggal Tuan Matterman " (Soekiman 2000:217) tanpa keterangan lebih lanjut mengenai sumbernya.Dugaan lainnya, nama tersebut adalah warisan pengikut Pangeran Diponegoro, sebagaimana ditulis oleh Mohammad Sulhi dalam Majalah Intisari Juni 2002, dengan Judul Betawi yang Tercecer di Jalan. Dugaan ini mungkin melesat, karena jauh sebelum Perang Diponegoro, pada tahun1789 Matraman sudah disebut – sebut sebagai milik tuan tanah David Johannes Smith (De Haan 1910, (I):64). Menurut F. de Haan dalam bukunya yang berjudul Oud Batavia, kawasan itu diberikan kepada orang– orang Jawa dan Mataram ( De Haan 1935:67) mungkin setelah Mataram berada di bawah pengaruh Kompeni, menyusul ditandatanganinya perjanjian antara Mataram dengan VOC tertanggal 28 Februari 1677(Colenbrander 1925:173). Mungkin orang – orang Mataram yang ditempatkan dikawasan itu, adalah mereka yang pada pertengahan abad ketujuhbelas diberitakan berada disekitar Muaraberes sampai di kawasan Karawang (De Haan 1910, 1:262). Di antara mereka mungkin ada yang mempunyai keahlian, sebagai pengrajin barang – barang dari perunggu,atau gangsa, mereka membuka usaha di tempat yang kini dikenal dengan nama Pegangsaan.[1]
Dalam sumber lain jaga dijelaskan bahwa nama Matraman juga karean ada dulunya kerjaan Mataram ini pada tahun 1628 dan 1629,saat masih hutan belukar, balatentara mataram ketika menyerang Batavia, mendirikan kubu pertahanan. Mereka menggali parit – parit pertahanan dalam mengahdapi serangan – serangan meriam belanda. Tempat itu sekaligus sebagai tempat bertahan di malam hari sambil berupaya mendekati kota Batavia, yang berpusat di pasar ikan. Sejak saat itulah, kubu pertahanan mataram di abadikan menjadi nama tempat tinggal hingga sekarang ini. Entah karena apa, lidah orang Betawi waktu itu menyebut mataram menjadi matraman.[2]
Bukti lain bahwa Mataram menduduki Matraman, pada tahun 1628 mataram menyerang Batavia dimana pada waktu itu mataram suda saat sultan Agung mendapatkan anacaman dari Belanda, Sultan Agung yang memimpin Dua daerah yaitu jawa timur dan jawa tengah, merasa ada hambatan ambisinya untuk menguasai seluruh jawa maka dari itu Mataram Sampai ke Batavia. [3]Yang tepatnya di Matraman sekarang yaitu perapatan lampu merah sekarang.
Mengenai sejarah tauran dulu perseteruan antar warga dikawasan matraman Jakarta timur, lebih dipicu karena masalah idiologi,misalnya,seperti yang terjadi antara simpatisan Gorkar dan PPP.para pemuda Berland, yang sebagian bisa “anak tangsi” dan banyak menjadi anggota forum komunikasi putra putri purnawirawan ABRI (FKPPI) menjadi pendukung Golkar. Sedangkan warga pal meriam dan Tegalan diseberangnya lebih banyak memojokan PPP.
Ini terlihat pada saat – saat kampanye pemilu. Bila kampanye lewat daerah pal meriam dan tegalan. Golkar sering mendapatkan ejekan. Hal sama juga terjadi saat kampanye ppp melewati berland. Buntutnya, lalu terjadi beberapa kali bentrokan.[4] Tapi ada sumber lisan yang mengatakan dari wawancara kami dengan masyarakat bahwa tauran ini sudah dari zaman penduduk Matraman ini ada, yaitu orang Arab dan orang Cina, orang Arab ini sering membuat masalah dan sering penyebab tauran,sedangkan orang Cina hanya dibidang ekonomi dengan cara berdagang.
Foto – foto Matraman pada masa lampau


Matraman pada sekitar tahun 1940an Matraman pada dan pangangsaan pada zaman Belanda
Matraman Dan Perkembangannya Sekarang
Kecamatan Matraman terletak di Jakarta Timur, dan terletak terletak antara 1060 49” 35" Bujur Timur dan 060 10" 337" Lintang Selatan, dengan luas wilayah 21,66 Km2. Kecamatan ini di sebelah utara, berbatasan dengan kecamatan Cempaka Putih, kecamatan Pulo Gadung di sebelah timur, kecamatan Jatinegara di sebelah selatan dan kecamatan Menteng di sebelah barat. Kecematan Matraman terdiri dari beberapa kelurahan yaitu: Pisangan Baru ,Utan Kayu Selatan, Utan Kayu Utara , Kayu Manis ,Pal Meriam , Kebon Manggis.
Di kecamatan ini terdapat Toko Buku Gramedia yang terbesar. Toko buku ini adalah toko buku terbesar di Asia Tenggara. Ada juga Gedung Yayasan LIA yang bergerak di bidang pengajaran Bahasa Inggris dan pasar Burung yang terbesar di Asia.
Matraman dulu dan perkembangannya ini, kami dapatkan sumbernya dari wawancara dengan sesepuh dan pemuka masyarakat setempat yaitu:

Bapak Mulya Kariatna umur 46 tahun bapak ini merupakan ketua RT di kelurahan Pal mariam.beliau ini juga ketua dari FKDM (forum kewaspadaan dini masyarakat).dan


Bapak Masyahri 61 tahun, beliau ini merupakan sesepuh didaerah Palmeriam RW 07, bapak ini juga pengrajin Ondel – Odel yang merukan ciri khas kesenian Betawi.
Dari kedua tokoh masyarakat yang saya wawancara ini,bahwa asal usul nama Matraman ini di peroleh dari kerajaan Mataram yang dulu katanya menyerang Batavia, dulunya bermarkas di salemba. Dari bapak Mulya Kariatna saya mendapatkan imformasi bahwa di Matraman ini dahulu didominasi orang Cina dan Arab, dimana orang Cina berkembang dari segi ekonominya sedangkan orang Arab dulunya sering memicu kerusuhan dan menimbulkan tauran. Masih tentang tauran bapak Masyahri mengatakan bahwa sekitar tahun 1974 terjadinya tauran dari anak – anak kelurahan Kebon Manggis yang dipicu perebutan wilayah. Bapak Masyahri ini juag menagtakan bahwa Belanda itu dulunya bermarkas di Berland yang sekarang menjadi komplek TNI, sedangkan Pal meriam tempat disimpanya senjata – senjata.
· Pembangunan
Perkembangan ekonomi di Matraman sangat pesat mulai pada tahun 1974 an, dimana jalan – jalan semua bersih dan pasilitas sarana pra sarana pelayanan masyarakat sudah memadai seperti kantor kecamatan,kantor lurah dan pukesmas.
· Ekonomi
Perkembanga ekonomi rakyat pun lebih meningkat dan ada koperasi perusahaan dearah pasar jaya pramuka yang disini jualan obat dan alat kesehatan yang terlengkap di Jakarta, dibelakangnya ada pasar Burung yang terbesar di Asia.
· Keamanan
Perkembangan keamanan di Matraman ini sangat bagus, dimana dahulunya sering terjadi tauran, sekarang rakyatnya sudah agak sadar dan banyaknya lembaga yang akan mengatur masyarakatnya yaitu: FKPMM ( Forum Komunikasi Persaudaraan Masyarakat Matraman) yang sekarang sudah diganti menjadi SISKOMAS (Sistem Komunikasi Masyarakat) yang dibantu Kalpolri, dan FKDM ( Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat).
· Sosial
Keadaan sosial masyarakat Matraman sudah berubah dimana dahulu masih ada keakraban dan membaur karena masih banyak penduduk asli,tapi sekarang sudah memudar karena banyaknya pendatang dari luar daerah perantau ke Jakarta seperti dari Sunda, Padang, Jawa, dan banyak suku lain. Untuk itu masyarakat mendirikan berbagai organisasi seperti, Karang Taruna, FORKABI ( Forum Komunikasi Anak Betawi), Pemuda Pancasila,Laskar Merah Putih dan organisasi lainya.
Foto – foto Matraman sekarang


Halte Busway Matraman Jalan Matraman


Pasar pramuka obat dan alat kesehatan terlengkap di Jakarta


Pasar burung terbesar di Asia Lambang organisasi Matraman
Kesimpulan
Asal usul Matraman bermula dari kerajaan Mataram menyerang Batavia pada tahun 1628, saat itu masih hutan belukar, balatentara mataram ketika menyerang Batavia, mendirikan kubu pertahanan. Mereka menggali parit – parit pertahanan dalam mengahdapi serangan – serangan meriam belanda. Tempat itu sekaligus sebagai tempat bertahan di malam hari sambil berupaya mendekati kota Batavia, yang berpusat di pasar ikan. Sejak saat itulah, kubu pertahanan mataram di abadikan menjadi nama tempat tinggal hingga sekarang ini. Entah karena apa, lidah orang Betawi waktu itu menyebut mataram menjadi Matraman. Pada saat Belanda berada di Matraman mendirikan markas di Berland sekarang menjadi komplek TNI,sedangkan tempat penyimpanan senjata – senjatanya yaitu di Pal meriam sekarang menjadi satu kelurahan di kecamatan Matraman.
Di Matraman ini sekarang terdapat beberpa kelurahan yaitu Pisangan Baru, Utan Kayu Selatan, Utan Kayu Utara, Kayu Manis, Pal Meriam, Kebon Manggis.Perkembangan Matraman pada saat ini dari segi ekonomi,sosial,pembangunan,dapat dilihat sudah maju, dimana masyarakat sudah bercampur dengan perantau dari luar Jakarta. Menurut sumber wawancara, masalah tauran atau keamanan di matraman juga sudah banyak diciptakan lembaga – lembaga musyawarah,seperti FKDI,SISKOMAS dan lain – lain.
Daftar pustaka:
Shahab, Alwi.2001. Robin Hood Betawi. Jakarta : Republika
Ruchiat, Rahmad. 2011. Asal Usul Nama Tempat Di Jakarta. Jakarta : Komunitas Bambu.
Aldi, Windoro.2010. Batavia 1970 Menyisir Jejak Betawi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Soekiman, Djoko.2011. Kebudayaan Indis Dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. Jakarta : Komunitas Bambu.
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=matraman%20tempo%20dulu&gs_sm=c&gs_upl=1128l6630l0l8292l13l12l0l2l2l0l445l2969l2-4.5.1l10l0&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&biw=1366&bih=567&um=1&ie=UTF-8&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=AXkAT-6KCsznrAfgq5XkDw
.